Assalamualaikum wr. wb
Apa kabar teman-teman hari ini? semoga kita tetap semangat ya...
kali ini saya ini membagikan ilmu tentang AMBULASI, semoga ini dapat membatu teman-teman dalam menyelesaikan tugas-tugas agar bisa meraih sukses.... :)
A.
PENGERTIAN
AMBULASI
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah
sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Ambulasi
dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi
dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai
berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Roper, 2002)
Ambulasi
merupakan latihan yang dilakukan dengan hati-hati tanpa tergesa-gesa untuk
memperbaiki sirkulasi dan mencegah flebotrombosis (Hin Chiff, 1999)
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari
latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data
pasien menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995
dalam Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini
merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi
dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan
dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.
B.
TUJUAN
AMBULASI
·
Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
·
Memenuhi kebutuhan ambulasi
·
Mempertahankan kenyamanan
·
Mempertahankan toleransi terhadap
aktivitas
·
Mempertahankan control diri pasien
·
Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
Sedangkan Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah :
1.
Mencegah dampak Immobilisasi pasca
operasi meliputi :
a. Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti
Abrasi, sirkulasi yang terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan
perubahan turgor kulit.
b. Sistem
Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung,
hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c.
Sistem Respirasi : Penurunan
kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi /
perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.
d. Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.
e.
Sistem Perkemihan : Menyebabkan
perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria.
f.
Sistem Muskulo Skeletal :
Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat otot.
g.
Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan
syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.
2.
Depresi
3.
Perubahan tingkah laku
4.
Perubahan siklus tidur
5.
Perubahan kemampuan pemecahan
masalah
C.PERSIAPAN
AMBULASI DINI
Persiapan
Iatihan fisik yang diperlukan pasien hingga memiliki kemampuan ambulasi, antara
lain :
1.
Latihan otot-otot Quadriceps Femoris
dan otot-otot Gluteal :
a. Kerutkan otot-otot quadriaps sambil berusaha menekan daerah
popliteal, seolah-olah ia menekan lututnya ke bawah sampai masuk ke lutut
sementara kakinya naik ke atas.
b. Hitung
sampai hitungan kelima.
c.
Ulangi latihan ini 10 – 15 kali.
2.
Latihan untuk menguatkan otot-otot
ekstrimitas atas dan lingkar bahu :
a. Bengkokkan dan luruskan lengan pelan-pelan sambil memegang
berat traksi atau benda yang beratnya berangsur-angsur ditambah dan junlah
pengulangannya. Ini berguna untuk menambah kekuatan otot ekstrimitas atas.
b. Menekan
balon karet. Ini berguna untuk meningkatkan kekuatan genggaman.
c. Angkat
kepala dan bahu dari tempat tidur kemudian rentangkan tangan sejauh mungkin.
d. Duduk di tempat tidur, angkat tubuh dari tempat tidur, tahan
selama beberapa menit (Asmadi), 2008)
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan perawat dalam
pasien ambulasi adalah sebagai berikut:
a. Ketika
merencanakan untuk memeindahkan pasien, atur unruk bantuan yang kuat. Gunakan
alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi.
b. Dorong klien
untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan.
c.
Jaga punggung , leher , pelvis dan kaki lurus. Cegah
tergelincir.
d. Fleksikan lutut
buat kaki tetap lebar.
e.
Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat).
f.
Gunakan lengan atau tangan (bukan punggung).
g.
Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h. Rapatkan otot
abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.
i.
Seseorang dengan beban yang sangat berat
diangkat bersama dengan dipimpin dengan seseorang dengan menghitung
satu sampai tiga.
D.
TINDAKAN –
TINDAKAN AMBULASI
- Duduk diatas tempat tidur
a.
Jelaskan pada pasien prosedur yang
akan dilakukan.
b.
Tempatkan klien
pada posisi terlentang
c.
Pindahkan semua bantal
d.
Posisi menghadap kepala tempat tidur
e.
Regangkan kedua kaki perawat dengan
kaki paling dekat ke kepala tempat tidur di belakang kaki yang lain.
f.
Tempatkan tangan yang lebih jauh
dari klien di bawah bahu klien, sokong kepalanya dan vetebra servikal.
g.
Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan temapt
tidur.
h.
Angkat klien ke posisi duduk dengan
memindahkan berat badan perawat dari depan kaki ke belakang kaki.
i.
Dorong melawan tempat tidur dengan
tangan di permukaan tempat tidur.
2. Duduk di
tepi tempat tidur
a.
Jelaskan pada pasien prosedur yang
akan dilakukan
b.
Tempatkan px pada posisi miring,
menghadap perawat di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk.
c.
Pasang pagar tempat tidur pada sisi
2. yang berlawanan.
d.
Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat
ditoleransi pasien.
e.
Berdiri pada sisi panggul klien yang
berlawanan.
f.
Balikkan secara diagonal sehingga
perawat berhadapan dengan pasien dan menjauh dari sudut tempat tidur.
g.
Regangkan kaki perawat dengan kaki
palingdekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang lain.
h.
Tempatkan lengan yang lebih dekat ke
kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong kepala dan lehernya.
i.
Tempat tangan perawat yang lain di atas paha pasien.
j.
Pindahkan tungkai bawah klien dan
kaki ke tepi tempat tidur.
k.
Tempatkan poros ke arah belakang
kaki, yang memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke bawah.
l.
Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke
belakang tungkai dan angkat pasien.
m.
Tetap didepan pasien sampai mencapai
keseimbangan.
n.
Turunkan tinggi tempat tidur sampai
kaki menyentuh lantai
3. Memindahkan
Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi
a.
Bantu pasien ke posisi duduk di tepi
tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur.
Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
b.
Pasang sabuk
pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.
c.
Yakinkan bahwa klien menggunakan
sepatu yang stabil dan antislip.
d.
Regangkan kedua kaki perawat.
e.
Fleksikan panggul dan lutut perawat,
sejajarkan lutut perawat dengan pasien.
f.
Pegang sabuk pemindahan dari bawah
atau gapai melalui aksila pasien dan tempatkan tangan pada skapula pasien.
g.
Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil
meluruskan panggul dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi.
h.
Pertahankan stabilitas kaki yang
lemah atau sejajarkan dengan lutut perawat.
i.
Berporos pada kaki yang lebih jauh
dari kursi, pindahkan pasien secara langsung ke depan kursi.
j.
Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada
kursi untuk menyokong.
k.
Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan
pasien ke kursi.
l.
Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.
m.
Stabilkan tungkai dengan selimut
mandi.
n.
Ucapkan terima kasih atas upaya
pasien dan puji pasien untuk kemajuan dan penampilannya.
4. Membantu
Berjalan
a.
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
di samping badan atau memegang telapak tangan perawat.
b.
Berdiri di samping pasien dan pegang
telapak dan lengan bahu pasien.
c.
Bantu pasien berjalan
5. Memindahkan
Pasien dari Tempat Tidur ke Brancard
Merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
sendiri dari tempat tidur ke branchard.
a.
Atur posisi branchard dalam posisi terkunci.
b.
Bantu pasien dengan 2 – 3 perawat.
c.
Berdiri menghadap pasien.
d.
Silangkan tangan di depan dada.
e.
Tekuk lutut anda, kemudian masukkan
tangan ke bawah tubuh pasien.
f.
Perawat pertama meletakkan tangan di
bawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di
bawah pinggang dan pinggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan
tangan di bawah pinggul dan kaki.
g.
Angkat bersama-sama dan pindahkan ke
branchard.
6.
Melatih Berjalan dengan menggunakan Alat Bantu Jalan.
Kruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan mobilitas pasien.
Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu
jalan merupakan kewenangan team fisioterapi. Namun perawat tetap
bertanggungjawab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bahwa perawatan yang
tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan
E. DAMPAK AMBULASI YANG SALAH
Penggunaan ambulasi yang salah akan menimbulkan dampak :
- Keteregangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal
- Resiko kecelakaan pada sistem muskoloskeletal
F.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN AMBULASI
·
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan
digunakan permanen untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh
dalam keseimbangan pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
·
Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam
setinggi pinggang yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan
sehat. Meliputi tongkat berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan
tongkat berkaki segi empat (quad cane).
·
Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat
penyangga yang kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum,
lengan yang kuat dan mampu menopang tubuh.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PELAKSANAAN AMBULASI DINI
a)
Kesehatan Umum
Penyakit, kelemahan, penurunan
aktivitas, kurangnya latihan fisik dan lelah kronik menimbulkan efek yang tidak
nyaman pada fungsi musculoskeletal. (Kozter, 1987).
b)
Tingkat Kesadaran
Pasien dengan kondisi disorienrtasi,
bingung atau mengalami perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melakukan
ambulasi dini pasca operasi.
c)
Nutrisi
Pasien yang kurang nutrisi sering
mengalami atropi otot, penurunan jaringan subkutan yang serius, dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien juga akan mengalami defisisensi
protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada kuatnya asupan vitamin C (Patter
& Perry, 2006)
d)
Emosi
Perasaan nyaman, kebahagiaan,
kepercayaan dan penghargaan pada diri sendiri akan mempengaruhi pasien untuk
melaksanakan prosedur ambulasi (Kozier, 1987)
e)
Tingkat Pendidikan
Pendidikan menyebabkan perubahan pada
kemampuan intelektual, mengarahkan pada ketrampilan yang lebih baik dalam
mengevaluasi informasi (Goldman 2002). Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan
seseorang untuk mengatur kesehatan mereka, untuk mematuhi saran-saran kesehatan.
f)
Pengetahuan
Hasil penelitian mengatakan bahwa
perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dari pada yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo – 1993)
GOOD LUCK ..... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar